Kedai Jamu dan Kopi : Suwe Ora
Jamu
Menu From the Past For Today
People.
Minuman berkhasiat dari masa lalu, Inetrior
berwarna alam dan musik tahun 80an.
Suwe
Ora Jamu, ungkapan dari bahasa Jawa yang secara bebas bisa diartikan lama tidak
bertemu. Namun kata ‘Jamu’ juga
merupakan sejenis minuman yang berkhasiat untuk mengobati penyakit tertentu
atau sekedar menyehatkan. Dibuat dari berbagai jenis tanaman dan telah
diwariskan secara turun temurun selama berabad-abad-abad. Dengan demikian, Suwe
Ora jamu adalah tempat yang tepat jika ingin bertemu teman, untuk sekedar
bercengkrama melepas lelah dari penatnya ibukota. Karena minuman yang
menyehatkan,bahkan dipercaya juga mengobati penyakit tertentu bakal siap
tersaji. Seperti Jamu sehat Pria, Wanita hingga anak-anak, pegal-pegal, masuk
angin hingga batuk.
Ketika
JakartaGlobe berkunjung, hari sedang turun hujan. Bermaksud menghangatkan diri
dan tidak mau terlalu kenyang, langsung memasan bubur kacang hijau. Hangatnya
cukup untuk mengusir dingin dibadan lantaran sempat terkena hujan. Rasa
manisnya tidak terlalu menyengat dipadu dengan gurihnya santan. Sambil
menghirup, saya sempat tersenyum sendiri karena piring yang digunakan sebagai
dasar mangkok adalah sebuah piring kaleng , serupa dengan yang pernah saya
pakai sewaktu masih kecil, tinggal di Tangerang.
Sejumlah
barang-barang bernuansa masa lalu memang cukup mendominasi. Selain dipakai
untuk menyajikan makanan juga sepeda tua di bagian depan dan sebuah lemari kayu
berisi peralatan rumah tangga masa lalu, seperti gelas, teko dan rantang
makanan. Di Meja kasir juga diletakan sebuah mainan masa lalu yang cukup
menghibur sambil menanti kasir menghitung tagihan.Oh, ya…sejumlah toples yang
digunakan untuk menyajikan jamu dan kopi serta bahan-bahan untuk membuat jamu juga
bernuansa masa lalu.
Kesan
masa lalu makin menguat dengan iringan musik tahun 80an, seperti Debby Gibson, Natasha
Bedingfield hingga Pet Shop Boys.
Barang-barang
masa lalu tersebut berpadu dalam interior ruangan yang didominasi warna-warna
alamiah, seperti tembok yang disengaja memperlihatkan merahnya baru bata,
meja-meja kayu dengan urat alami dari kayu tersebut sangat menyejukan.
Selesai
menghabiskan bubur kacang hijau, Uwi Mathovani, pemilik Suwe Ora Jamu menamni
dan menawarkan saya untuk mencoba Jamu Ginseng Prakoso. Tak lama kemudian
datanglah sebuah gelas jamu berukuran
sedang, segelas air putih dan saru lagi gelas yang berisikan air berwarna agak
kuning. Walau tidak ada aturan yang mengikat, biasanya saya meminum jamu dalam
sekali teguk, yang langsung disambung dengan pamanis dan ditutup dengan air
putih.
Jamu
memang memiliki rasa yang pahit, bahkan cenderung getir. Oleh karena itu
diperlukan pemanis untuk memberi kesegaran.
“Awalnya
kami ragu karena jamu memang memiliki rasa yang pahit. Namun beberapa waktu
lalu pernah ada sekelompok anak muda
pengendara scooter mampi r dan sengaja mencoba jamu. Mereka malah senang, bahkan menjadikan rasa pahit tersebut sebagai
tantanga satu sama lain.” Tutur Uwi.
Selain
menyajikan jamu yang secara rasa dan ramuan dipertahankan dari resep aslinya,
Suwe ora jamu juga menyajikan sejumlah jamu lain yang lebih bersahabat, seperti
Green Tamarind (
campuran jus sayuran hijau dan kunyit asam ), Bloody Tamarind ( campuran jus
Buah Beet segar dan kunyit asam ), Pure Vera ( campuran sari alang-alang dan
lidah buaya ) dan Pretty Red Rosella ( campuran sari bunga Ronersella dan buah
leci ).
Uuntuk racikan jamu,
menyadari Uwi sebagai Graphic designer, ia mempercayai pada produk jamu Iboe yang dibuat di Surabaya. “Saya telah
datang ke pabriknya dan jamu ini masih terbuat dari daun-daunan serta tanaman
segar”.
Uat anda yang bukan
pecinta jamu, namun ingin menikmati ambience dan musik di kafe ini, bbisa
memesan kopi. Suwe Ora Jamu menyiapkan kopi dari aceh dan kopi aroma yang telah
cukup dikenal sebagai merk kopi legendaries asal Bandung.
Selain jamu Minuman
herbal dan kopi, Suwe Ora Jamu juga
menyediakan sejumlah makanan yang ringan, seperti pisang goring dan roti
bakar.Kalau mau yang mampu mengenyangkan
tersedia nasi goreng dan nasi bakar.
Tanpa terasa, hampir
dua jam saya telah berada di kafe yang terletak di jl Petogogan 28 ini. Mulai
dari kacang hijau yang menghangatkan, jamu yang menyehatkan hingga meniuman
yang menyegarkan, telah masuk saya cicipi.
Kedai Jamu dan Kopi
Suwe Ora Jamu bagai sebuah mesin waktu berukuran kecil yang mampu membawa
pengunjungnya ke masa lalu, baik dengan penataan interior maupun minuman dan
makanan yang disajikan. Pertumbuhan ekonomi boleh melaju pesat, begitu juga
dengan kemajuan teknologi yang makin menggila. Namun sesekali manusia perlu
berhenti sejenak, menikmati dan memaknai
kembali tradisi dari masa lalu.
Menyadari diri punya akar. Hingga tidak terhempas dalam kerasnya angin
perubahan.