Jumat, 14 Februari 2014

Siapa Butuh Apa

Di Sumatera, Erupsi Gunung Sinabubng belum selesai
Di Jakarta, setiap rintik hujan masih memancing ketakutan akan banjir yang kembali datang
Di Kediri, Erupsi Gunung Kelud menyemburkan debu hingga sejauh ribuan kilometer


Obrolan saya dengan seorang teman, telah mendorong saya untuk menuliskannya pada halaman blog ini. Teman saya, dikenal sebagai sukarelawan apa saja. setiap kali ada kegiatan sosial, pasti dia ikut. Entah ikutan bagi-bagi bantuan atau sekedar foto bareng korban yang lalu di upload ke instagram,path dan lainnya.. Pokoknya dia eksis as selebritis , sukarelawan. Jika ada orang yang 'semangat' tiap kali ada bencana, ya dia ini orangnya.

Namun pagi tadi, ia mengeluh. Dengan nada yang sangat serius dan penuh perenungan.

"Apa sih maunya, ya ?" 

Saya terdiam. walau cuma ada kami berdua, saya tidak merasa ia sedang bertanya kepada saya.

"Belum selesai yang satu, sudah datang yang lain. Hiruk -pikuk "

Saya tidak tahan embiarkan ia "ngomel" terus begitu.

"Kamu mau jawaban apa, semua ada" kata saya sekenanya.

"Secara ilmu pengetahuan, memang jakarta itu lokasinya di bawah bogor, ditambah hujan juga memang sedang musim. mau apa lagi. banjir lah... Sedangkan soal gunung, aku rasa kamu juga bukan tidak tahu khan, kalau Indonesia memang berada pada cincin api. Sepanjang jengkal negri ini ada gunung yang kapan saja bisa meletus "

Teman saya tersenyum sinis

"Mengaku Pandita, jawaban kok sok-sok an ilmiah "

Saya terdiam sejenak.

"Kamu mau aku ceramah ? semua ini bukan hal-hal yang perlu diskusi. Sementara kita diskusi, ada berapa pihak di luar sana yang perlu bantuan. Biasanya, hari ini kamu sudah dalam perhalanan ke Gunung Kelud, kurasa "

Dalam hati saya sebetulnyamereka-reka, mengarang-ngarang dan terus berpikir. Apa jawaban dari seorang pandita mengenai bencana alam yang terus beruntun ini.

 Paling mudah, adalah kalau saya bilang bahwa ada kekuatan di luar sana yang sedang memberi ujian, cobaan atau apa saja yang sifatnya datang dari luar sana. bukan alam, bukan juga akibat manusia.

Lalu buat apa kekuatan itu mencoba-coba ?
iseng amat.

Ada juga jawaban yang sepertinya agak lebih berisi. yaitu alam sedang murka karena kelakukan manusia yang semakin ga bisa ditolelir. Pengrusakan terhadap alam semakin tidak terkendali.

Lalu, alam membalas, dengan merusak hidup manusia ?
Alam, kok dendam_an.

Perlahan dalam kepalaku berkelebat bayangan berupa cuplikan berita, guntingan koran, suara di radio apa saja. mereka bertumpuk. tentang Para politisi yang menyerang lawan politiknya yang dianggap tidak becus memimpin. Sementara yang dituding balik menyalahkan warga nya yang melulu buang sampah sembarangan serta sembarangan tinggal di bantaran sungai yang menyebabkan banjir. di sisi lain, ya.. itu. para ilmuwan menguraikan dengan  detail mengenai teori dataran tinggi, curah hujan dan sebagainya.

Saya ingat ajaran guru saya mengenai teori agama Buddha yang menyatakan bahwa manusia dan alam adalah satu. bukan 2 hal terpisah. bahkan tubuh manusia adalah representasi dari sebuah mini alam semesta. dengan sangat mendetail, guru saya menjelaskan soal rambut dan bulu yang bagai hutan, daging umpama tanah serta pembuluh darah yang layaknya aliran sungai, dan sebaginya....dan sebagainya...

Mansuai dan alam bagai badan dan bayangan cermin, yang gerakan yang satu akan mempengaruhi yang lain. Tidak heran jika ada perkataan kepakan kupu-kupu di kutub utara saja mampu mempengaruhi perubahan cuaca di kutub lainnhya.

Sementara saya masih terus berasik-asik mencari teori apa yang bisa menjelaskan bencana ini semua, ....

"Aku pamit ya," kata temanku yang kini sudah tampak sudah siap dengan mengenakan jaket oranye kesayangannya, celana dengan banyak kantong bermotif loreng serta sebuah ransel di punggung.

"Mau ke mana ?"

"Tadi aku BBm-an sama teman kuliah dulu yang jadi humas di sebuah perusahaan farmasi. Aku tawarkan program CSR untuk perusahaannya dengan membagikan gratis alat-alat kesehatan, obat dan tenaga medisnya sekalian untuk korban bencana abu vulkanik ini di beberapa daerah yang terkena dampak abu vulkanik"

"Kapan kamu minta nya ?

"Tadi, sambil ngobrol sama kamu, aku bbm-an. Merekaa setuju,asal  aku berangkat untuk mengawal bantuan tersebut langsung ke korban. "

Saya terdiam.

Sebetulnya saya sudah menemukan teori yang tepat untuk menjelaskan kejadian alam ini. Namun rasanya ia memang tidak butuh  penjelasan mengenai apa yang terjadi.

siapa juga yang butuh ....

14 02 2014